Selasa, 02 Maret 2010

Trying to get out of the blue...

Dini hari, panas banget, mungkin suhu kamarku mencapai 35 derajat celcius kali ya... subhanallah... ini belum di neraka, ty... istighfar... ‘^o^

Habiz nge-game “Luxor” sama “Chainz Relinked”, ga bisa bubu, sekalian aja ngupi Coffeemix. Uda tau ketagihan, eh masih aja neggak kopi. How can I stop this??? Help me please...

Membongkar-bongkar isi hard disk, kutemukan folder berisi 49 tulisanku yang pernah dimuat di dalam sebuah blog pribadi. Tiba-tiba muncul kembali hasrat untuk membuat sebuah account blog di situs berbeda. Aku ingin tak terlihat. There’s just me, only me, with all mine... It would be nice... let’s start it tomorrow... hoho...

Masya Allah, bau banget badanku malem ini... rasanya pengen mandi, tapi tengah malem... mandi kembang kaleee.... hihi...

Untuk me-launching blog yang baru ini, aku akan me-repost tulisan-tulisanku yang pernah ku-post di blog lamaku. Karena semua tulisan itu menjadi cermin diriku selama 2 tahun terakhir ini. Sepenggal kisah lama yang indah. ini tulisanku yang ke-50 dalam kurun waktu 2 tahun. Ga produktif yak??? Well, i’m trying... at least... heheh... ;p so, enjoy it...

Tyas 10 nov 2009 01.20 am

Picture taken from: http://www2.umy.ac.id/wp-content/uploads/2008/12/tulisan.jpg

10 Ramadlan 1430 H/ 31 Agustus 2009

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh...

Alhamdulillahi rabbil’alamin... nikmat Islam, iman, hidayah, dan ‘afiyah dari-Mu masih kurasakan hingga detik ini, Ya Allah... tiada rencana aku menulis ini malam ini, tetapi aku perlu mencurahkan segala perasaanku saat ini.

Entahlah, sudah berapa ratus kali aku curhat pada-Mu, Ya Allah... karena dengan curhat kepada-Mu hatiku menjadi tentram kembali. Segala yang Kau timpakan kepadaku sungguh indah dan sarat hikmah. Aku bersyukur karna menjadi orang yang kau pilih untuk memikul cobaan ini. Tidak setiap orang Kau beri nikmat ini, Ya Allah... ini semua Kau berikan kepadaku karna suatu alasan yang jelas. Aku yakin itu, karena janji-Mu adalah pasti.

Proses ini merupakan salah satu tarbiyah yang Kau berikan secara langsung padaku. Tarbiyah yang insya Allah aku tlah memperoleh esensinya, hikmahnya. Subhanallah... karena proses inilah aku lebih menghargai waktu, lebih menghargai ilmu, lebih menghargai manfaat shadaqah, lebih menghargai potensi diri, lebih menghargai fasilitas yang kumiliki, dan lebih bersyukur atas segala keindahan yang tlah Kauberi. Indah, Ya Allah... Maha Suci Engkau yang telah menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia...

Beri aku kekuatan untuk menghadapi ujian ini, Ya Allah... karena hanya dengan kekuatan-Mu lah aku bisa berdiri dan menengadahkan kepala. Hanya dengan kasih sayang-Mu aku dapat menebar senyum dan kelembutan hati di hadapan saudara-saudaraku. Hanya dengan hidayah-Mu aku dapat berjalan di muka bumi ini. Hanya dengan sibghah-Mu aku dapat ber-amar ma’ruf nahi munkar. Hanya dengan segala campur tangan-Mu aku dapat bermanfaat dan memperoleh kemanfaatan dari alam semesta dan seluruh makhluk-Mu.

Ya Allah...
rengkuhlah aku,
peluk erat aku,
jangan biarkan aku terjatuh dan terjerembab,
hindarkan aku dari godaan syaithan
dan jauhkan syaithan dari rizki yang Kau berikan untukku,
limpahkanlah karunia dan nikmat-Mu kepadaku
sebagaimana yang Engkau limpahkan bagi orang-orang shalih...

Amin...

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh...

- Tyas -
Jogja, 00.48

Picture taken from: http://enengnurul.files.wordpress.com/2009/11/doa.jpg

Satu Rindu, Satu Mimpi

Kalau mendengar lagu ‘Satu Rindu’ dari Bang Opick, pasti teringat Ibu. Ya iya lah, lagu itu kan memang bercerita tentang kerinduan seorang anak kepada ibunya. Persis seperti apa yang sedang aku rasakan sekarang.

Semalam mendapat kabar dari Bapak bahwa Bapak, Ibu, dan Mba Dhani sedang ada di Depok, liburan di rumah Om Wowo. Senangnya... liburan ke luar kota dan menikmati liburan yang sebenarnya. Bagiku, setiap hari bisa dijadikan sebagai hari libur, tetapi lebih bijaksana kalau menjadikan setiap hari sebagai hari kerja, termasuk hari ahad. Kalau ga begitu, skripsi ini ga akan selesai-selesai. Keep fighting!

Pagi ini, aku sempat meluangkan waktu untuk membayangkan satu per satu wajah keluargaku tercinta. Bapak, Ibu dan Mba Dhani yang dalam kurun waktu 4 tahun ini tinggal bertiga di rumah kami Tegal. Mba Pipit, Mas Agung dan Rara sudah 2 tahun tinggal di Adelaide, dan akan lebih lama lagi tinggal di sana. Mba Wulan dan Mas Andri yang baru membina rumah tangga menetap di Surabaya.

Lihatlah aku. Di Jogja aku sendiri, 22 tahun, berstatus single, beraktivitas sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang mengukir kunci untuk membuka pintu keluar dari Fakultas Psikologi Gadjah Mada. Sebuah kenyataan yang amat menyedihkan dan bisa membuatku membusuk jika aku tak bersyukur.

Sama busuknya seperti mimpi yang kualami menjelang Shubuh tadi. Mimpi itu bercerita tentang aku dan Ibu. Di dalam mimpi itu, aku ingin bercerita kepada ibu tentang kelucuan Rara – keponakanku satu-satunya. Entah mengapa, Ibu menolak mendengarkan ceritaku dengan mengibaskan tangan, alis berkerut, bibir tanpa senyuman, mata yang tidak sedikit pun melirik ke arahku, dan berkata, “Ssshhh, sana, sana!” Sesaat setelah peristiwa menyakitkan itu, Ibu menghampiri kakak-kakakku seraya mengobrol dan bercengkrama dengan mereka. Bayangkan betapa sakitnya hati ini... Mengapa nightmare seperti ini kualami?

5 jul 2009
Picture taken from: http://a-rose-designs.com/a-rs-des-cards/images/love1st-rose-card.jpg

Kusesali Tidur Siang Itu

Udara dini hari memang sangat menyehatkan, bersih tak terkontaminasi, juga bisa menyegarkan pikiran. Tak terasa pagi itu penunjuk waktu di laptop menunjukkan angka 4:10 am. Malam yang terasa amat panjang.

Aku teringat, saat itu aku sedang berada di titik kebuntuan dalam menyelesaikan skripsiku. Tertidur jam 11 malam dengan keadaan laptop menyala, lalu terbangun jam 12 malam. Kuputuskan untuk menenggak segelas kopi sebagai penghilang rasa kantuk. Jam 12 hingga jam 2 dini hari kupaksakan diriku menantang layar laptop dengan tekad merampungkan dua literatur buku sebagai rujukan teori dalam skripsiku. Namun, yang kuhasilkan dalam 2 jam penuh rasa kantuk itu tidak lebih dari satu paragraf tulisan. Sebuah pekerjaan yang sangat jauh dari kata produktif.

Setelah indikator low battery muncul di layar, segera kuputuskan untuk memejamkan mata sejenak. Dengan posisi menelungkup di atas kasur menghadapi sebendel buku tebal berbahasa Inggris ‘Handbook of Emotion’, plus alunan lagu ‘Only Hope’ milik Mandy Moore yang terdengar dari radio bututku, aku menganggap posisi wuenak ini bisa mengantarkan rasa kantukku ke alam mimpi, meskipun posisi tidur menelungkup adalah seburuk-buruk posisi tidur ahli neraka. Na’udzubillahi min dzalik.

Selesai sudah Mandy Moore melantunkan ‘Only Hope’, tapi tak jua mata ini terpejam. Beruntung, di saat sepi seperti itu aku masih bisa berpikir, merenungkan apa yang telah kualami hari itu. Tidak ada yang spesial pada hari Jumat itu kecuali satu hal. Baru kali itu aku merasa sangat berdosa dan menyesal karena telah tidur siang. Tidur siang yang tidak direncanakan, tepatnya.

Layaknya seorang peneliti yang sangat berantusias merampungkan penelitiannya, aku pun akan melakukan segala hal untuk melancarkan skripsiku agar lekas maju ke meja pendadaran. Salah satu ikhtiarku pagi itu adalah mengirim sms untuk Dosen Pembimbing Skripsi-ku. Kalau kau mau tau, begini isi sms-ku:

“Aslmkm.bu Sofie, hr ini sy akan mnyrahkan draft bab 1&2, skaligus mngambil revisi bab 3&4.ibu bs dtmui jm brp?trmaksih...”

Tidak ada yang salah dengan bunyi sms-ku itu kan? Menurut pengalamanku menghubungi dosen via sms, bahasa sms yang kugunakan itu sudah kuanggap cukup sopan, meskipun penyingkatan kata-kata mutlak dilakukan, demi efisiensi penggunaan space lembar sms tentunya. Kutunggu balasan sms dari Bu Sofie, namun hingga waktu sholat Jumat usai, tak jua kuterima balasan sms yang kuharapkan.

Dugaan sementara yang ada di kepalaku saat itu adalah bahwa Bu Sofie sedang tidak bisa diganggu karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan hari itu. Oke, berarti aku harus menunggu hingga hari Senin untuk bisa mengambil revisi bab 3 & 4-ku itu.

Seusai having lunch, aku menuju kamar Rin-chan untuk mem-print draft bab 1 & 2 yang akan kuserahkan kepada Bu Sofie. Seolah sejalan dengan pikiranku, printer Rin-chan mendadak kehabisan tinta. Tinta kuisi, tapi huruf-huruf di layar laptopku tak jua tercetak di atas kertas A4 yang telah kusiapkan.

Ya sudah, ketidakberfungsian printer Rin-chan itu semakin menguatkan asumsi bahwa Bu Sofie baru bisa ditemui hari Senin, so, Bab 1 & 2 ini akan kuserahkan hari Senin saja, sekaligus mengambil revisi sebelumnya. Akibat kesalahan pengambilan asumsi tadi, semangatku siang itu pun mengendor, hingga mata ini terpejam dan tubuh ini terbaring di peraduanku nan nyaman.

Terbangun pukul 15.40 menjadi awal malapetaka hari itu. Seperti kebanyakan orang lakukan, begitu mata ini terbuka dari alam tidur, tanganku refleks menyambar handphone yang tergeletak di atas bantal. Bu Sofie membalas sms! Bunyinya:

“Revisi skripsi, bs diambil siang ini”

Oh, my! Tertulis di layar handphone, sms diterima pada pukul 14:39. Ku tertawa miris di dalam hati, dan senyum meringis terpancar dari wajah bulatku. Dengan kehilangan konsentrasi, aku segera mandi, dilanjutkan dengan sholat Ashar, siap-siap, cabut ke kampus.

Emang dasar dudung... Sampe kampus, kok sepi amat... Pintu masuk Gedung A sudah tertutup rapat. Di pos satpam hanya ada bapak yang biasa jagain motor. Tanya jawab di antara kami pun terjadi. Setelah puas mendapat jawaban dari bapak itu, aku melaju ke luar kampus dengan ekspresi menertawai diri sendiri dan malu pada Allah, karena telah berlaku ceroboh.

P.S. Hari Jumat kampus tutup jam 3, kok bisa ga kepikiran yak??? Ckckckck...

Ty, 04 Juli 2009

Picture taken from: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg15mkwxeMf0cnelId_TuDzmV_5z0urfOC0p-PBizfwRKz2rBLtcIYNVHnzrU3NJBECYWibc69ivRxuNU-dwI4Kh647U6agSkw0a4tZORlM4AwoRgwi5TIQGvGRztTqqhH-3xcAD13wmmKw/s320/bayi-tidur.gif

Tak Sempurna

Pemilu 2009 emang tidak hanya berefek pada segelintir orang dan pada sepetak bidang keilmuan, tetapi juga membawa dampak secara tidak langsung pada kehidupan seseorang, yaitu aku. Agak ga penting memang... Tapi ‘berkat’ Pemilu 2009 ini, aku jadi penghuni tunggal kos Wisma Ana. Ga juga sih,,, masih ada mba Dwi, tapi kamarnya sangat berjauhan dengan kamarku, sehingga kami jarang sekali berinteraksi, apalagi aktivitas keseharian kami juga berbeda. Mba Dwi adalah seorang pegawai Wisma MM UGM, sedangkan aku adalah seorang ‘peneliti’ yang bernaung di bawah lindungan Fakultas Psikologi UGM (baca: mahasiswa yang sedang nggarap skripsi). Hehe...
Tetangga kamar pada pulang kampung. Nyontreng plus long weekend holiday di habitatnya masing-masing. Huhu... senangnya... Bertolak belakang dengan nasibku yang dilarang pulang sama ortu coz bulan Maret kemaren uda dua kali pulkam... berat di ongkos, cuy... Jadilah nyontreng plus ber-long weekend di Jogja. Tapi ga holiday... coz banyak kerjaan menanti untuk kusentuh.
Salah satu pekerjaan rumah tangga yang harus kulakukan yaitu: beberes kamar 3x3 meter yang sudah tiga tahun kutinggali ini. Aku termasuk orang yang tidak menyukai keheningan, namun tidak juga menyukai keributan. At least, adanya suara-suara yang mengiringi aktivitasku akan membuat pekerjaanku lebih enjoy dan berwarna. Salah satu Alat termurah yang bisa bersuara dan menemaniku melakukan pekerjaan rumah tangga adalah portable 3 band radio dengan speaker berukuran 10x10 cm dan dihidupkan oleh 2 buah baterai ukuran besar. Radio yang kudapatkan dari Bapakku yang membelinya di salah satu toko elektronik di Jogja 4 tahun yang lalu. Jadul banget yak...? Biar pun jadul, namun aku bangga memiliki radio yang bisa kubawa kemana-mana. Termasuk njemur baju di lantai 2, atau piket kamar mandi. Useful banget kan?
Btw, sebenarnya bukan radio jadulku itu yang ingin kuceritakan di sini. Ada suatu topik yang selalu mengganggu pikiranku beberapa bulan terakhir ini. Nah, beberapa jam lalu aku teringat kembali tentangnya.
Lantunan musik international past hits Geronimo FM menemani aktivitas beberes kamarku. Di tengah-tengah kenikmatanku mempercantik pintu dan dinding kamar, tiba-tiba Geronimo memutarkan lagu Perfect by Simple Plan. Entah kenapa, Kalo dengar lagu ini, ‘jiwa remaja yang sedang mencari jati diri’ merasuk tubuhku. Halah, lebay... I feel like the whole world is against me... Waduh, lebay lagi...
Just want you to know, guys... hampir 4 bulan ini aku merasakan pressure yang amat besar dari pihak-pihak tertentu. Apa lagi kalo bukan tentang masa depanku????!!! Cobalah untuk mengerti apa yang kurasakan saat ini dengan membaca lirik lagu Perfect by Simple Plan berikut.

“Perfect”
Simple Plan

Hey dad, look at me
Think back and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I’m wasting my time
Doing things I wanna do?
But it hurts when you disapprove all along

And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I’m never gonna be good enough for you
I can’t pretend that I’m alright
And you can’t change me

‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry, I can’t be perfect
Now it’s just too late
And we can’t go back
I’m sorry, I can’t be perfect

I try not to think
About the pain I feel inside
Did you know you used to be my hero?
All the days you spent with me
Now seem so far away
And it feels like you don’t care anymore

And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I’m never gonna be good enough for you
I can’t stand another fight
And nothing’s alright

‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry, I can’t be perfect
Now it’s just too late
And we can’t go back
I’m sorry, I can’t be perfect

Nothing’s gonna change the things that you said
Nothing’s gonna make this right again
Please don’t turn your back
I can’t believe it’s hard
Just to talk to you
But you don’t understand

‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry, I can’t be perfect
Now it’s just too late
And we can’t go back
I’m sorry, I can’t be perfect

‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry, I can’t be perfect
Now it’s just too late
And we can’t go back
I’m sorry, I can’t be perfect

- t y a s -
Yk, 11 April 2009
11.13 a.m.

Picture taken from: http://blog.efahmi.info/wp-content/uploads/2009/01/sempurna.jpg

BULAN RAJAB DAN PALESTINA

Peralihan musim hujan ke musim kemarau 2009 ini membuatku semakin susah beradaptasi dengan cuaca dan iklim. Flu beraaaaatttt... Hampir masuk hari ke enam, hidung ini tak jua lancar bernapas, mampet. Juga suara beningku yang jadi bindeng sengau serak-serak basah gitu deeehhh... Napas jadi pendek-pendek... Nikmat sehat emang harus disyukuri... Betapa pun buruknya keadaan kita, kalau badan kita sehat, alhamdulillah... banget...

Malem-malem... dingin... Tadi sore abis ujan gue...de... Ga menggairahkan untuk keluar kos-kosan. Bahkan sejak siang aku sudah mempersiapkan makanan musim dingin untuk hibernasi semalaman ini. Beruang kali ye... hehe... Abis, gimana lagi? Mau keluar cari makan, males... warung favorit terdekat ga jualan dari kemaren. Tapi malam ini harus makan, karena aku masih harus menenggak Decolgen – obat andalanku saat flu menyerang. Weitz.... kok jadi ngiklan gini???

Bertemankan Notty tercinta, aku jadi ga kesepian. Lantunan lagu-lagu favorit jadi penyemarak suasana yang sepi karena tetangga kamar pada pergi (Kasian deh gue...), serta memotivasiku untuk tetap bertahan hidup (lhoooo???).

Nah, pas buka-buka Notty, eh nemu artikel ini, yang uda lama terpendam di folder khusus yang kuberi nama ”Palestine”. Sengaja ga ada yang kuubah dari artikel ini, coz niatnya emang copy-paste. Hehe… Selain itu, walaupun bulan Rajab masih 3 bulan lagi, itung-itung kita mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan Rajab. Just wants to share... hope it means something to you…

-------------------------------------------
BULAN RAJAB DAN PALESTINA2007-07-24 16:14:47

kispa.org - Bulan Rajab adalah bulan ke Tujuh dalam hitungan tahun Hijriyah, bulan yang patut dihormati karena memiliki kehormatan disamping bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram.
Bulan Rajab termasuk bulan Haram, karena pada bulan tersebut dilarang melakukan peperangan, dilarang (mengganggu) binatang-binatang hadyu (hewan-hewan kurban), dan binatang-binatang qalaa-id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan tidak boleh mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya.

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, (QS: At Taubah/9: 36).

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh (QS: Al Baqarah/2: 217).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang hadyu, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. (QS: Al Maa’idah/5: 2).

Bulan Rajab merupakan bulan Isra’ Mi’raj, bulan ketika Rasulullah saw, diperjalankan oleh Allah pada suatu malam, dari masjidil haram di kota suci Mekah, Saudi Arabia ke masjid Al Aqsha di kota suci Al Quds, Palestina, kemudian berlanjut ke Sidratul Muntaha dan mendapatkan perintah sholat lima kali sehari semalam, langsung dari Penguasa Alam Semesta, Allah swt. Peristiwa tersebut berlangsung pada tanggal 27 Rajab tahun ke 10 Kenabiaan.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS: Al Israa’/17: 1).

Pernahkah kita berfikir sejenak, kenapa Allah swt menyinggahkan Rasulullah saw ke masjid Al Aqsha yang berada di kota suci Al Quds, Palestina ??? Bahkan Beliau saw bukan hanya mampir, akan tetapi juga memimpin sholat yang makmumnya adalah para Nabi dan Rasul terdahulu, Subhanallah, Walhamdulillah, Allahu Akbar!

Bukankah sangat mudah bagi Allah swt untuk memperjalankan Rasulullah saw langsung ke langit dan bertemu denganNya, sekali lagi sangat mudah, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di antara hikmahnya adalah agar umat Nabi Muhammad saw di manapun mereka tinggal agar memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap masjid Al Aqsha yang berada di tanah suci Al Quds, Palestina. Sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah saw dengan berkunjung dan melakukan shalat di dalamnya, bahkan beliau saw tahu dan hafal posisi masjid Al Aqsha berikut tiang-tiangnya.

Sekarang kondisi masjid Al Aqsha sedang terancam karena adanya galian/terowongan yang di buat oleh tangan kotor Zionis Israel, tujuannya adalah untuk menghancurkan kiblat pertama kaum muslimin, kemudian menggantinya dengan sinagog (tempat peribadatan) Yahudi. Apakah umat Islam rela masjid Al Aqsha dihancurkan zionis Israel penjajah bumi Palestina???

Bulan Rajab juga merupakan bulan dibebaskannya Baitul Maqdis dari tangan kaum Salib oleh Panglima Islam, Shalahuddin Al Ayyubi. Selama 88 tahun umat Islam tidak mampu membebaskan kota suci ketiga, Al Quds, karena umat Islam dilanda konflik internal dan banyak yang terjangkit penyakit Wahn ( cinta dunia dan takut mati), pada saat itu umat mengalami degradasi iman, degradasi ukhuwah sehingga mereka menjadi permainan musuh Islam, sungguh sangat menyedihkan. Hingga tampillah seorang pemimpin yang bertaqwa melakukan perlawanan dengan semangat Jihad fi Sabilillah, dengan izin Allah pada tanggal 27 Rajab 583 H/ 2 Oktober 1187 M, Baitul Maqdis dapat dibebaskan dengan cara yang bijaksana tanpa ada kekerasan dan cucuran darah. Mari kita jadikan momentum bulan Rajab sebagai bulan pembelaan terhadap Al Aqsha dari tangan kotor zionis Israel dan dukungan serta solidaritas bagi perjuangan rakyat palestina meraih kemerdekaan yang dicita-citakannya. Allahummanshur mujahidin fii Falistin 3X.

H. Ferry Nur S.Si. / Sekjen KISPA
(diakses pada 9 Agustus 2007)
-------------------------------------
- t y a s -
Yk, 2 April 2009
20.02 p.m

Picture taken from: http://fisan.files.wordpress.com/2006/10/bulan-terbelah-1.jpg

KISAH BUMI DAN LANGIT

Adapun terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah karena bumi merasa bangga atas langit. Berkata dia kepada langit, "Hai langit, aku lebih baik dari kamu karena Allah S.W.T. telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-anaman, beberapa gunung dan lain-lain."

Berkata langit, "Hai bumi, aku juga lebih elok dari kamu karena matahari, bulan, bintang-bintang, beberapa falah, buruj, 'arasy, kursi dan syurga ada padaku."

Berkata bumi, "Hai langit, di tempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para nabi, para utusan dan arwah para wali dan solihin (orang-orang yang baik)."

Bumi berkata lagi, "Hai langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala yang wujud serta kepadanya penghormatan yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syari'atnya juga di tempatku."

Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila bumi berkata demikian. Langit mendiamkan diri dan dia menghadap Allah S.W.T dengan berkata, "Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permintaan orang yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdoa kepada Engkau. Aku tidak dapat menjawab perkataan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau naikkan kepadaku (langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga."

Lalu Allah S.W.T mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah S.W.T memberi wahyu kepada Jibrail A.S pada malam tanggal 27 Rajab, "Janganlah engkau (Jibrail) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini."

Jibrail A.S. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibrail. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."

Kemudian Jibrail A.S. pun pergi dan dia melihat 40,000 buraq sedang bersenang-senang di taman Syurga dan di wajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Di antara 40,000 buraq itu, Jibrail A.S. terpandang pada seekor buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibrail A.S. menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"

Berkata buraq, "Ya Jibrail, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan sesudah itu aku menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibrail A.S., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."

Kemudian Jibrail A.S. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Wallahu'alam.

Buraq yang diceritakan inilah yang membawa Rasulullah S.A.W dalam perjalanan Isra’ dan Mi’raj.

Sumber:
- Al Qur’anul Karim
- 1001 Kisah Teladan (File created by HEKSA)

Al Furqaan (25): 63
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”

- t y a s -
Yk, 1 April 2009
22.03 p.m.

Picture taken from: http://loopdreamer.files.wordpress.com/2009/05/bumi1.jpg