Selasa, 02 Maret 2010

StucK in a MomeNt

Kulihat dunia di sekelilingku berputar. Berputar cepat seakan jauh meninggalkanku (Lebay MODE: ON). Aku tidak bisa menyesuaikan ritme perputarannya. Segala hal tlah berubah. Orang-orang di sekitarku pun bermetamorfosis. Dari telur menjadi ulat, ulat menjadi kepompong, kepompong menjadi kupu-kupu. Everybody’s changing.

Mba Nini tlah mengabdi di suatu LBH di Jakarta dan bulan Februari akan terbang ke Jambi. Mba Noe menjadi editor di sebuah kantor penerbitan ternama di Klaten. Hesti sangat antusias dengan kuliah S1 FEB-nya plus mengantongi banyak pengalaman magang. Mba Irma banyak belajar dari orang-orang hebat tentang betapa besar cinta keluarga terhadap seorang anak. Mba Lina akhirnya bekerja di salah satu Bank pemerintah terbesar di Banjarnegara, seperti yang dicita-citakannya dahulu. Susi tlah dilantik menjadi Wakil Ketua IMAK (Ikatan Mahasiswa Akuntansi) D3 FEB UGM dan kian larut dalam kepanitiaan berbagai seminar. Rini berbahagia dengan hobi mengutak-atik komputernya plus menekuni ilmu pengambangan diri. Renshi bersemangat menyelesaikan kuliah teori dan bersiap menapaki skripsi. Romi sibuk dengan proposal penelitiannya. Rere sedang giat-giatnya jogging di pagi hari. Ririn yang study oriented dan menjunjung tinggi birrul walidain. Dini rajin ke perpustakaan guna merampungkan BAB 1, 2, dan 3-nya. Rakhma sedang menanti dikhitbah tahun depan. Sasa sangat serius menentukan subjek dan metode penelitiannya. Pipit sedang menggeluti analisis dan kesimpulan penelitian. Hima sudah melalui pendadaran awal Desember lalu dan menjadi mahasiswa Psikologi UGM angkatan 2005 pertama yang memastikan diri wisuda bulan Februari mendatang.

Di mana aku berada sekarang? Rasanya orbit edarku terlalu jauh dari orbit teman-temanku. Pergerakanku terlalu lamban. Pergeseranku terlalu pelan. Di saat teman-temanku berlari, aku baru mampu berjalan. Dan detik ini, aku merasa stuck in a moment.

Entah kapan aku akan membawa diriku keluar dari lubang “jalan di tempat” ini. Sangat tidak nyaman berada di dalamnya. Sakit rasanya ketika mengetahui bahwa tidak seorang pun dapat menarikku dari lubang ini. Tidak seorang pun, kecuali diriku sendiri. Keluar dari belenggu stagnansi. Menyusun rencana realistis. Menapaki langkah kerja yang konkret. Membabat habis kemalasan. Mengubur hidup-hidup keputusasaan. Memuntahkan ejekan dan cemoohan. Menginjak-injak ketakutan. Meluluhlantakkan godaan-godaan yang merayu. Membakar habis puing-puing keluhan yang sering terucap. Mengumpulkan semangat yang terserak. Membangun batu bata optimisme. Memupuk pohon harapan. Mengindahkan tantangan yang menghadang. Berlari mengejar kesempatan. Mengoptimalkan fungsi tubuh dan nikmat kehidupan demi progress kerja yang signifikan. Bersimpuh, berserah diri di hadapan-Nya. Menanamkan doktrin “berpikir positif” dan “berbaik sangka” terhadap Dia yang Maha Berkehendak, sehingga alam semesta mendukung dan malaikat pun mengamini. Membimbing diri ini melakoni peran protagonis dalam rangkaian episode kehidupan. Hingga tiba saatnya akhir yang indah ketika diri menghadap-Nya.

- t y -
22 Desember 2008

Picture taken from: http://farm2.static.flickr.com/1257/644154294_fe073d6476.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar