Udara dini hari memang sangat menyehatkan, bersih tak terkontaminasi, juga bisa menyegarkan pikiran. Tak terasa pagi itu penunjuk waktu di laptop menunjukkan angka 4:10 am. Malam yang terasa amat panjang.Aku teringat, saat itu aku sedang berada di titik kebuntuan dalam menyelesaikan skripsiku. Tertidur jam 11 malam dengan keadaan laptop menyala, lalu terbangun jam 12 malam. Kuputuskan untuk menenggak segelas kopi sebagai penghilang rasa kantuk. Jam 12 hingga jam 2 dini hari kupaksakan diriku menantang layar laptop dengan tekad merampungkan dua literatur buku sebagai rujukan teori dalam skripsiku. Namun, yang kuhasilkan dalam 2 jam penuh rasa kantuk itu tidak lebih dari satu paragraf tulisan. Sebuah pekerjaan yang sangat jauh dari kata produktif.
Setelah indikator low battery muncul di layar, segera kuputuskan untuk memejamkan mata sejenak. Dengan posisi menelungkup di atas kasur menghadapi sebendel buku tebal berbahasa Inggris ‘Handbook of Emotion’, plus alunan lagu ‘Only Hope’ milik Mandy Moore yang terdengar dari radio bututku, aku menganggap posisi wuenak ini bisa mengantarkan rasa kantukku ke alam mimpi, meskipun posisi tidur menelungkup adalah seburuk-buruk posisi tidur ahli neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Selesai sudah Mandy Moore melantunkan ‘Only Hope’, tapi tak jua mata ini terpejam. Beruntung, di saat sepi seperti itu aku masih bisa berpikir, merenungkan apa yang telah kualami hari itu. Tidak ada yang spesial pada hari Jumat itu kecuali satu hal. Baru kali itu aku merasa sangat berdosa dan menyesal karena telah tidur siang. Tidur siang yang tidak direncanakan, tepatnya.
Layaknya seorang peneliti yang sangat berantusias merampungkan penelitiannya, aku pun akan melakukan segala hal untuk melancarkan skripsiku agar lekas maju ke meja pendadaran. Salah satu ikhtiarku pagi itu adalah mengirim sms untuk Dosen Pembimbing Skripsi-ku. Kalau kau mau tau, begini isi sms-ku:
“Aslmkm.bu Sofie, hr ini sy akan mnyrahkan draft bab 1&2, skaligus mngambil revisi bab 3&4.ibu bs dtmui jm brp?trmaksih...”
Tidak ada yang salah dengan bunyi sms-ku itu kan? Menurut pengalamanku menghubungi dosen via sms, bahasa sms yang kugunakan itu sudah kuanggap cukup sopan, meskipun penyingkatan kata-kata mutlak dilakukan, demi efisiensi penggunaan space lembar sms tentunya. Kutunggu balasan sms dari Bu Sofie, namun hingga waktu sholat Jumat usai, tak jua kuterima balasan sms yang kuharapkan.
Dugaan sementara yang ada di kepalaku saat itu adalah bahwa Bu Sofie sedang tidak bisa diganggu karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan hari itu. Oke, berarti aku harus menunggu hingga hari Senin untuk bisa mengambil revisi bab 3 & 4-ku itu.
Seusai having lunch, aku menuju kamar Rin-chan untuk mem-print draft bab 1 & 2 yang akan kuserahkan kepada Bu Sofie. Seolah sejalan dengan pikiranku, printer Rin-chan mendadak kehabisan tinta. Tinta kuisi, tapi huruf-huruf di layar laptopku tak jua tercetak di atas kertas A4 yang telah kusiapkan.
Ya sudah, ketidakberfungsian printer Rin-chan itu semakin menguatkan asumsi bahwa Bu Sofie baru bisa ditemui hari Senin, so, Bab 1 & 2 ini akan kuserahkan hari Senin saja, sekaligus mengambil revisi sebelumnya. Akibat kesalahan pengambilan asumsi tadi, semangatku siang itu pun mengendor, hingga mata ini terpejam dan tubuh ini terbaring di peraduanku nan nyaman.
Terbangun pukul 15.40 menjadi awal malapetaka hari itu. Seperti kebanyakan orang lakukan, begitu mata ini terbuka dari alam tidur, tanganku refleks menyambar handphone yang tergeletak di atas bantal. Bu Sofie membalas sms! Bunyinya:
“Revisi skripsi, bs diambil siang ini”
Oh, my! Tertulis di layar handphone, sms diterima pada pukul 14:39. Ku tertawa miris di dalam hati, dan senyum meringis terpancar dari wajah bulatku. Dengan kehilangan konsentrasi, aku segera mandi, dilanjutkan dengan sholat Ashar, siap-siap, cabut ke kampus.
Emang dasar dudung... Sampe kampus, kok sepi amat... Pintu masuk Gedung A sudah tertutup rapat. Di pos satpam hanya ada bapak yang biasa jagain motor. Tanya jawab di antara kami pun terjadi. Setelah puas mendapat jawaban dari bapak itu, aku melaju ke luar kampus dengan ekspresi menertawai diri sendiri dan malu pada Allah, karena telah berlaku ceroboh.
P.S. Hari Jumat kampus tutup jam 3, kok bisa ga kepikiran yak??? Ckckckck...
Ty, 04 Juli 2009
Picture taken from: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg15mkwxeMf0cnelId_TuDzmV_5z0urfOC0p-PBizfwRKz2rBLtcIYNVHnzrU3NJBECYWibc69ivRxuNU-dwI4Kh647U6agSkw0a4tZORlM4AwoRgwi5TIQGvGRztTqqhH-3xcAD13wmmKw/s320/bayi-tidur.gif

Tidak ada komentar:
Posting Komentar