Kalau mendengar lagu ‘Satu Rindu’ dari Bang Opick, pasti teringat Ibu. Ya iya lah, lagu itu kan memang bercerita tentang kerinduan seorang anak kepada ibunya. Persis seperti apa yang sedang aku rasakan sekarang.Semalam mendapat kabar dari Bapak bahwa Bapak, Ibu, dan Mba Dhani sedang ada di Depok, liburan di rumah Om Wowo. Senangnya... liburan ke luar kota dan menikmati liburan yang sebenarnya. Bagiku, setiap hari bisa dijadikan sebagai hari libur, tetapi lebih bijaksana kalau menjadikan setiap hari sebagai hari kerja, termasuk hari ahad. Kalau ga begitu, skripsi ini ga akan selesai-selesai. Keep fighting!
Pagi ini, aku sempat meluangkan waktu untuk membayangkan satu per satu wajah keluargaku tercinta. Bapak, Ibu dan Mba Dhani yang dalam kurun waktu 4 tahun ini tinggal bertiga di rumah kami Tegal. Mba Pipit, Mas Agung dan Rara sudah 2 tahun tinggal di Adelaide, dan akan lebih lama lagi tinggal di sana. Mba Wulan dan Mas Andri yang baru membina rumah tangga menetap di Surabaya.
Lihatlah aku. Di Jogja aku sendiri, 22 tahun, berstatus single, beraktivitas sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang mengukir kunci untuk membuka pintu keluar dari Fakultas Psikologi Gadjah Mada. Sebuah kenyataan yang amat menyedihkan dan bisa membuatku membusuk jika aku tak bersyukur.
Sama busuknya seperti mimpi yang kualami menjelang Shubuh tadi. Mimpi itu bercerita tentang aku dan Ibu. Di dalam mimpi itu, aku ingin bercerita kepada ibu tentang kelucuan Rara – keponakanku satu-satunya. Entah mengapa, Ibu menolak mendengarkan ceritaku dengan mengibaskan tangan, alis berkerut, bibir tanpa senyuman, mata yang tidak sedikit pun melirik ke arahku, dan berkata, “Ssshhh, sana, sana!” Sesaat setelah peristiwa menyakitkan itu, Ibu menghampiri kakak-kakakku seraya mengobrol dan bercengkrama dengan mereka. Bayangkan betapa sakitnya hati ini... Mengapa nightmare seperti ini kualami?
5 jul 2009
Picture taken from: http://a-rose-designs.com/a-rs-des-cards/images/love1st-rose-card.jpg

Tidak ada komentar:
Posting Komentar